Senin, 03 Oktober 2011

From Hospital With Love

26 JUNI 2011. Ini adalah pertama kali saya di rawat di Rumah sakit. Mudah – mudahan juga untuk yang terakhir kalinya. Sebelum masuk ruang rawat inap, Dokter sudah 2 kali mengambil sample darah saya, dan hasil diagnosanya positif Tifus.
Kelelahan adalah faktor utama penyebabnya. Dan sekarang saya benar – benar terbaring lemas disini, di ruang yang cukup nyaman sebenarnya, tapi sangat membosankan. Infus yang tak henti – hentinya masuk ketubuh, obat 3x1 hari, dan makanan Rumah Sakit yang g’ jelas rasanya. Oh, Tuhan… apapun alasannya, sungguh sakit itu g’ ada nikmatnya.

5 hari di rawat, banyak hal yang saya dapat disini, selain rasa bosan dan rasa sakit, tentunya. Mungkin memang dengan cara ini saya bisa mengistirahatkan tubuh, hati, juga fikiran dari rutinitas dunia yang tiada hentinya. Flashback kembali kehidupan yang sudah terlewati, juga refresh kembali mimpi yang hendak di raih.
Harus saya benarkan wejangan dari seorang teman (sudah sangat lama sekali), “Bersyukurlah kamu sakit, karena sakit bisa mengingatkanmu pada kematian ”.
Subhanallah… Semoga penyakit ini bisa jadi penggugur dosa – dosa yang pernah saya perbuat.
Amin….
Lepas dari itu semua, ketika kita benar - benar down, terjatuh, pun ketika sakit, kita juga bisa melihat siapa teman yang benar – benar teman selama ini, siapa sahabat yang benar – benar sahabat kita, siapa saudara yang benar – benar saudara kita. Sangat mahal memang, untuk menilai ketulusan seseorang kita mesti terjatuh terlebih dahulu. Bukan suatu keharusan, tapi begitulah adanya... Selalu saja Allah SWT memberi nikmat di setiap keadaan.
***
Thank you so much buat teman – teman kampus yang dengan sengaja datang. Celotehan kalian sempat membuat saya lupa dengan infus – infus yang mengaliri darah ini. I’m happy di tengah suhu tubuh yang masih tinggi.
Dan begitu sepinya, setelah kalian berlalu. Tidak ada yang menunggu… (Hiks…). Ku lewati malam hingga pagi, pagi hingga malam kembali, dengan kesakitan sendiri. Begitu… hingga hampir satu minggu.
Sempat ngiri ngliat pasien – pasien sebelah yang di tungguin orang tua ataupun saudara – saudaranya. But, I’m strong… I can!
Pun ketika Suster bertanya, “G’ ada keluarganya yang menunggu, Pak?”
Menelan pahit ludah, juga menahan getirnya senyuman, saya jawab dengan sedikit canda, “Kan sudah ada Suster, yang ada stiap saya butuh. Tinggal pencet tombol merah kan?” Hehehe… Sang Susterpun ikut tertawa gurih.
Hmmm… Makasihnya juga teramat sangat buat sahabat sekaligus adik – adikku; Inel, Mimi, juga Lola, yang datang dengan pasangannya. Hehehehe…
Sumpah, Pudingnya enak lho Nel….
Tapi sorry, tanpa sepengetahuan Inel, pudingnya di bagi ma Pasien sebelah. G’ tega makan sendirian…
Hehehe…
Buat Bang Menak, juga makasih sudah belain datang dari Perawang. Apel & anggurnya juga makasih ya bang…
Honestly, this is my first time eating grapes. Makanya waktu mau makan, saya tawarin abang yang makan duluan. Biar saya bisa ngliat cara makan anggur yang benar. Di kupas, apa g’ ya?
Hihihi….. (Ndeso!)
G’ lupa untuk teman – teman yang telah mendo’akan; Thank you so much… Allah SWT Maha tau cara membalas kebaikan stiap hamba-Nya.
Suster – suster yang berhasil menjahili saya, juga makasih ya…
***
Hari Ke-4, seorang Ustadz datang menghampiri. Ini merupakan bagian pelayanan dari rumah Sakit. Alhamdulillah… sedikit tenang mendapat wejangan dari Pak Ustadz.
Selang beberapa menit, Petugas yang juga mengaku dari bagian pelayanan Rumah sakit datang. Memberi selembar kertas yang berisi quizioner.
“Jangan lupa di isi ya, Pak. Nanti sebelum pulang, quiznya di antar kebagian informasi untuk di ganti souvenir dari kami”.
Harus diakui kalau pelayanan dan fasilitas Rumah Sakit ini sangat menyenangkan. Sesuai biaya sich… Tapi, Alhamdulillah ya… Assuransi! (Syahrini Mode : ON)
Hehehe…
“Terakhir, ada keluhan yang hendak Bapak sampaikan? Pelayanan dokter atau Suster, misalnya,” ucap si Mbak. Oh, dia masih disini toh…
“satu aja mbak, kalau bisa Chef-nya diganti aja. G’ pinter masak. Masa sayur, lauk, soup, bubur g’ berasa sama sekali. Selalu… kurang garam. Sepertinya masaknya juga g’ pakai bumbu.”
Si Mbak malah tersenyum mendengar keluhan saya.
“Bukan Chef-nya yang g’ pinter masak, Pak. Tapi itu semua memang disesuaikan sama kondisi pasien”.
Hohoho…
***
Hari ke-6, saya tinggalkan Rumah Sakit ini dengan perasaan sedikit sedih dan banyak leganya. Sedih karena masuk rumah sakit sendiri, pulangnya juga sendiri alias g’ ada yang jemput. Lega karena Kondisi tubuh sudah mulai membaik dan terlepas dari selang – selang infus serta aturan – aturan Rumah sakit yang membosankan, juga menu makanannya. Hehehe…
Dengan kondisi tubuh yang masih lemas, saya mencari motor yang di parkir 6 hari yang lalu di areal parkir ini. Mudah – mudahan ini yang terakhir kalinya datang kesini, sebagai pasien. Bathin saya sebelum menstater motor.

2 komentar:

  1. Jadi,,utk menjaga kebugaran n ketahanan tubuh dari penyakit, usahakan konsumsi vitamin C minimal 3x seminggu...atw dari konsumsi rutin buah2an yg mengandung vit tsb spt mangga, jeruk, apel, dll

    BalasHapus
  2. Siap dijalankan.........

    (btw, sp nich?)

    BalasHapus