Menembus media nasional itu seperti
kita main petak umpet dengan monster. Awalnya deg-degan, nggak yakin bakal
menang. Dan memang, kalah terus. Pernah suatu waktu aku mengirim sekalian tiga
cerpen ke Majalah HAI, saking gemesnya. Alhamdulillah, ditolak lagi.
Setelah belajar dan
mempelajari lagi seleranya majalah cowok ini bagaimana, inilah hasilnya. Dua edisi
berturut-turut. Akhirnya gigih itu menuai hasil.