Sabtu, 22 September 2012

Tanpa Hati

Mencintai orang yang tidak mencintai itu sakit. Merindu orang yang tidak merindu itu sakit. Mengharapkan orang yang tidak mengharapkan itu sakit. Memperhatikan orang yang tidak memperhatikan itu juga sakit.

Lihatlah aku…
Mematung diam menahan sakit. Menahan perih. Menahan rasa sendiri.
Karena kamu; HATI!
Semua karena kamu; HATI!

Lihatlah luka ini…
Membiru. Remuk di dalam. Redam di luar.
Karena kamu; HATI!
Semua karena kamu; HATI!

Lelah tak lagi bisa menopang raga. Luruh. Terjatuh. Tersungkur. Hancur.
Ingin berhenti; menahan sakit, menahan perih, menahan rasa sendiri. Ingin berhenti merintih.

TAPI, BISA KU APA?

Meski aku ingin diam tanpa detakkan, jantung masih saja memompakan kehidupan.

Aku benci. Benci pada hati. Bongkahan darah yang telah membawaku pada pusaran rasa. Mempermainkan, lalu membungkam.

Aku makin lelah….
Ambil-lah, siapa yang mau. Hati ini aku tak ingin memiliki. Hati ini tak lagi aku perduli.

*Membayangkan hidup tanpa hati. Apa mungkin rasa akan baik-baik saja? Apa mungkin tidak ada yang namanya luka? Atau malah lebih…*