Selasa, 30 Oktober 2012

Perhatikan, Aini!


Alhamdulillah... Kembali Naskahku dimuat di media harian Riau Pos edisi minggu, 30 September 2012. Sulit sekali menggambarkan kebahagiaan yang tengah aku rasakan. Sepertinya, hanya Penulis pemula yang perlahan tulisannya mulai diakui, yang bisa memahami bahagia ini.

Aku tau, tulisan ini nyaris tidak terlihat, layaknya debu dalam deretan karya Penulis-penulis hebat yang tulisannya tidak saja sudah dimuat dibanyak media, tapi sudah menerbitkan begitu banyak buku. Tapi, bukankah ketika hendak berlari, kita harus belajar berjalan terlebih dahulu? Bukankah ketika hendak melangkah, kita harus belajar merangkak terlebih dahulu?


Di bawah ini sengaja aku meng-copas kutipan dari salah satu Penulis hebat yang dimiliki Nusantara ini. Beliau yang pertama kali mengenalkanku dengan dunia cerpen; Om Donatus A. Nugroho.

"Jadi tips dan trik Sirkus Penulis adalah tetap.... menulis sebanyak mungkin dan menghujani redakasi/penerbit dengan naskah sebanyak-banyaknya. Seperti mengarahkan berondongan peluru ke satu atau beberapa target, pasti akhirnya ada juga yang kena sasaran dengan telak dan mematikannya. Mengirim sebanyak mungkin dan serutin mungkin ke redaksi akan membuat nama kita lebih mudah dikenali, juga perolehan nilai positif bahwa kita orang yang serius dan pantang menyerah. Jika tidak pujian, bolehlah kita berharap dikasihani. Itu tidak buruk, kan?"

Mudah-mudahan spirit menulis ini selalu terjaga, sampai kapan pun.

Sabtu, 22 September 2012

Tanpa Hati

Mencintai orang yang tidak mencintai itu sakit. Merindu orang yang tidak merindu itu sakit. Mengharapkan orang yang tidak mengharapkan itu sakit. Memperhatikan orang yang tidak memperhatikan itu juga sakit.

Lihatlah aku…
Mematung diam menahan sakit. Menahan perih. Menahan rasa sendiri.
Karena kamu; HATI!
Semua karena kamu; HATI!

Lihatlah luka ini…
Membiru. Remuk di dalam. Redam di luar.
Karena kamu; HATI!
Semua karena kamu; HATI!

Lelah tak lagi bisa menopang raga. Luruh. Terjatuh. Tersungkur. Hancur.
Ingin berhenti; menahan sakit, menahan perih, menahan rasa sendiri. Ingin berhenti merintih.

TAPI, BISA KU APA?

Meski aku ingin diam tanpa detakkan, jantung masih saja memompakan kehidupan.

Aku benci. Benci pada hati. Bongkahan darah yang telah membawaku pada pusaran rasa. Mempermainkan, lalu membungkam.

Aku makin lelah….
Ambil-lah, siapa yang mau. Hati ini aku tak ingin memiliki. Hati ini tak lagi aku perduli.

*Membayangkan hidup tanpa hati. Apa mungkin rasa akan baik-baik saja? Apa mungkin tidak ada yang namanya luka? Atau malah lebih…*


Senin, 16 April 2012

Aku dan Tulisanku

Saking asyiknya ngobrol sama teman-teman di balkon Apartement, anggap saja begitu. Karena aku lebih senang menyebut mess karyawan yang kecil dan sumpek ini dengan nama Apartement. Bukan sombong, tapi berusaha menghibur diri,  berdamai dengan keadaan, dan berusaha membesarkan hati bahwa rumahku adalah surgaku. Dan inilah caraku. Bukan aku saja, tapi ini adalah bahasa yang kami pakai sesama penghuni Apartement.
Ketika ada teman bertanya, “Lagi dimana?”
Aku jawab, “Di Apartement.”
Atau ketika salah seorang teman bertanya alamat  Apartementku, “Block D12 lt.1 Kamar No.2.”
Tentu  saja kalimat-kalimat bernada songong ini aku pakai kalau berkomunikasi dengan sesama teman-teman yang tingkat stressnya hampir sama denganku. Bukan dengan orang-orang yang baru aku kenal ataupun orang-orang yang jalannya lurus.
Halaaah….. ngomongnya kok nglantur. Lari jauh dari topic yang aku rencanakan.
Kembali kefikiran awal….
Saking asiknya ngobrol sama teman-teman di balkon Apartement (copas paragraph pertama), nggak nyadar waktu mendekati jam 11.00 malam ketika masuk kamar.
Seperti kebiasaanku, sebagai pak Erte yang baik, sebelum tidur aku selalu  ng-cek keadaan wargaku di facebook. Via hape jadul. Charger 24 jam, di pakai 15 menit langsung keok. Hehehe…
Begitu log in…  bukan kalimat ‘apa yang anda fikirkan?’ Yang aku dapatkan. Tapi, ‘Cha Calierz menandai anda dengan sebuah foto.’
Begitu aku klik dan menunggu loading yang berjalan merangkak, muncul kalimat dan sebuah gambar…………………….

 Selamat Bang Mohammad Zukril, cerpenmu MISTERI ISTANA SIAK terbit di Riau Pos. Minggu, 15 April 2012.


Sabtu, 24 Maret 2012

Pencarian


Aku seperti berlari dalam pusaran waktu, tatkala jam dinding itu berganti baterai baru. Sangat lama, Hingga lelah! Ingin berhenti, tapi tak kunjung berhenti. Ingin menemui, tapi tak kunjung bertemu…
Sedangkan waktu terus berjalan. Memapahku yang kian gamang.
Dan, bukankah tiap pria itu memiliki tulang rusuknya? Seperti janji Tuhan kepada hamba-Nya.

Sabtu, 10 Maret 2012

Semangat Pagi



Hey, Pagi ....
Aku mohon jangan pergi. Berhentilah sejenak. Aku tidak mau kau berlalu begitu saja, tanpa senyumku. 
Tetaplah menunggu ....
Tidak terlalu lama, karena aku hanya butuh sedikit waktu untuk merapikan hati yang berantakan usai luka semalam.
Bersabarlah ....
Aku juga tidak akan membiarkanmu berlama-lama, bercengkerama tentang rasa.
Seperti hakekatmu, ketika matahari kian meninggi ... Dan aku-pun juga harus segera pergi.


Jumat, 09 Maret 2012

Pulang Kampung


Bumi minang. Setelah sekian lama, akhirnya kutapaki kembali tanah kelahiran. Di penghujung februari. Tanah, air, udara, dan aroma alamnya masih sama seperti dulu. Selalu memuncahkan rindu.
Kutelusuri tiap sudut kampung, ada begitu banyak catatan yang tertinggal. Tentang aku, kamu, dan *paja tu… (Hahay…) juga tentang mimpi masa kecil yang masih ku-eja.

Minggu, 05 Februari 2012

Bila Rasaku Bukan Rasamu


Begitu sulitnya mengeja rasa
Segumpal darah yang menyimpan sekelumit makna
Setidaknya begitu……..
Ketika kau hanya bercengkerama dengan rasamu sendiri
Berselingkuh dengan hari – harimu kemarin
Padahal kadang aku juga ingin bercerita berbagi gundah
Ingin dimengerti tatkala sepi mendera hati
Namun rasaku tak pernah kau pahami
…………..

Dan ketika kunikmati sendiri, senja itu
Pun aroma basah sisa rinai semalam
Kau masih saja bungkam!
Tidakkah kau tau, rasaku juga manusiawi

Senin, 16 Januari 2012

Rindu...

Rindu berlari dipematang sawah, disore hari. Berteriak sembari memukul kaleng-kaleng bekas, menghalau puluhan  burung yang tengah kelaparan hendak menyelimuti padi-padi yang menguning.

Rindu pelihara sapi sepulang sekolah, pun ketika tangan ini terluka saat memotong rumput  untuk bekal makan malam peliharaan.

Rindu saat-saat makan malam, ketika kakak menyuruh melihat salah satu sudut ruang rumah panggung kami. Sadar tidak ada-apa disana, aku kembali makan dan menyadari lauk dipiringku sudah hilang. Lalu Abang dan Kakakku akan tertawa terbahak-bahak. Mengembalikan laukku yang diumpetin ditimbunan nasi dalam piringnya, sesaat setelah Ibu melototin mereka.

Jumat, 13 Januari 2012

Jomblo


“Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mendapatkan seorang pacar?”
Hmmm… Di ajukan pertanyaan seperti itu, pasti cowok–cowok akan menjawab dengan waktu yang sesingkat mungkin.  2 minggu, 1 minggu, 5 hari, bahkan mungkin ada yang berani menjawab dalam waktu 24 jam dia akan dapat menaklukan hati seorang wanita.

Loss...


Ya, Tidak ada yang tak layak untuk tak disyukuri... Bahkan dalam keadaan paling terpuruk sekalipun.



“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" 
(QS. Ar Rahman:13)



MANN

Rabu, 04 Januari 2012

...nol



"Inilah sisa-sisa ketegaranku…
Terbaring lemah tak berdaya!"