Cerital
berawal dari perjuangan Abdul Latief (Al) setelah menempuh pendidikan di Swiss
dan berkelana ke beberapa negara Eropa. Al nyaris menyerah mewujudkan mimpinya
dalam menjalankan bisnis hostel yang baru dirintisnya di tanah kelahiran.
Sebuah penginapan yang didirikannya di Makassar dengan konsep yang masih sangat
asing untuk masyarakat Indonesia. Khususnya wisatawan lokal.
Kedatangan
Miguel Carrion membawa perubahan yang sangat besar pada kelanjutan mimpi Al.
Bagaimana pria Spanyol itu memiliki ide-ide yang brilliant untuk mempertahankan dan membuat
hostel itu semakin maju. Termasuk dengan cara memajukan parawisata di Makassar.
"Sering
kita mendengar peribahasa bahwa Tuhan bekerja secara misterius. Aku setuju
sekali setelah melihat apa-atau siapa-yang dikirimnya untuk mengubah
nasibku." (Hal 39).
Meskipun
awalnya alasan pria Spanyol itu terlalu sederhana, terbang ke belahan dunia
lain hanya untuk menemui seseorang yang pernah menolong ibunya. Ya, tanpa
sengaja dulunya, sudah lama sekali, Al pernah membantu Agatha Carrion, yang
rupanya ibu Miguel Carrion, di Berlin.
"Namun,
setelah sampai di Makassar dan mengetahui bahwa aku menjalankan sebuah bisnis
hostel, dia menjadi tertarik. Dia memutuskan untuk menetap di Makassar selama
waktu yang dia sendiri tidak dapat memastikan." (Hal 40).
Tapi,
pada akhirnya alasan itu menjadi masuk akal ketika pada suatu waktu Al
mengetahui bahwa alasan Miguel Carrion datang ke Indonesia selain untuk
menemuinya juga untuk menemui Siska, kakak Al yang pernah gagal berumah tangga
dengan pria berkebangsaan Australia.
Al
sangat melindungi Siska. Kondisi Siska yang sangat nge-drop menyikapi
perpisahannya dengan Robert, membuat Al menyimpan kekhawatiran yang berlebihan
ketika mengetahui Miguel Carrion menjalin hubungan yang tidak biasa dengan
Siska. Itulah awak konflik Al dengan Miguel Carrion.
"...Bapak
sama ibu gue sudah meninggal! Dia itu kakak gue satu-satunya! Dan, dia pernah
terluka karena suaminya yang berengsek itu malah ninggalin dia! Sekarang, dia
sudah bisa move on
dan hidup normal, tapi lo datang-datang untuk ngerusak hidup dia lagi?"
(Hal 212).
"You lied to me!
Pembohong! Padahal, gue udah hampir percaya kalo lo ke Indonesia demi membalas
budi. Because I helped your
mom. Now I know it is a big lie! You come here only to meet my sister! I don't
even know why I believed your lie! I don't even know why I said my hostel
needed you!" (Hal 212).
Pada
novel setebal 322 halaman ini, juga diceritakan bagaimana perjuangan Al
mendapatkan cinta sejatinya. Kegagalannya menjalin hubungan dengan beberapa
mahasiswi Indonesia di Eropa. Pertemuannya kembali yang tanpa disengaja dengan
Sari Desiana, pacarnya ketika SMP, yang tengah traveling dan menginap di hostel Makassar
Paradise, hingga berlanjut kencan di Pantai Losari dan jadian di bawah monumen
Weltzeituhr yang bersejarah, di jantung kota Berlin. Ah, betapa jodoh itu
sangat misterius.
Membaca
novel ini, aku seperti membaca perjalanan hidup penulis. Seperti yang ditulis
penulis pada halaman Ucapan Terima Kasih bahwa buku ini adalah perpaduan sekitar
60% fiksi dan 40% fakta. Bukan saja pengetahuan serta kiat-kiat bisnis hostel
yang kita dapat, tapi dengan kepiawaian penulis kita juga diajak traveling dan bisa
merasakan indahnya Pantai Losari di Makassar, menyusuri rumah susun kumuh di
sekitar kawasan elite Friedrichstrasse
(Berlin), menyaksikan pertunjukan Il Toro di Madrid, klasiknya kota Kopenhagen
(Denmark), gotiknya kota Praha (Republik Ceko), bermain ski di Gunung Titlis
(Luzern, Swiss), dan pesona Eropa lainnya.
Menurutku,
cerita di novel ini mengalir dengan sederhana. Sekilas, konfliknya memang
kurang hidup. Tapi entah mengapa, aku justru tidak berhenti membacanya sampai
halaman akhir. Barangkali karena cara bertutur penulis yang menggunakan POV (point of view) orang
pertama yang membuat aku nyaman. Barangkali karena perbendaharaan kosakata
penulis yang kaya. Barangkali cara penulis yang mendeskripsikan latar dengan
sangat baik dan detail yang membuat aku seperti merasa berada di tempat itu.
Barangkali karena tema yang diangkat yang membuat aku melahap buku ini dengan
cepat. Hostel adalah sesuatu yang baru untukku. Sebelumnya aku nggak tau sama
sekali tentang sistem penginapan murah meriah seperti ini. Barangkali juga
karena itu. Aku seperti mendapatkan bacaan yang sangat bergizi tinggi.
Buat
yang suka traveling,
yang memulai bisnis hostel, dan yang selalu gagal dalam cinta, buku ini wajib
dibaca.
____________________________________
Judul:
Rhapsody (Selalu Ada Alasan Untuk Pulang)
Penulis:
Mahir Pradana
Penerbit:
Gagasmedia
Kategori:
Romance
Tebal:
322 halaman
ISBN:
9797806561
Peresensi:
Zukril Yu, lulusan Teknik Informatika di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
Sumber:
http://budaya.rimanews.com/buku/read/20140701/158976/Mewujudkan-Mimpi-di-Negeri-Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar