Selasa, 19 Oktober 2010

Siapa yang sombong?


Manusia seperti apakah yang bisa dikatakan SOMBONG? Ketika kita hanya menunggu sapaan atau seuntas senyuman dari seseorang, sementara dia tidak kunjung menghadiahkannya untuk kita... Apakah manusia seperti itu yang layak kita berikan predikat SOMBONG?
apakah adil bila hal tersebut kita jadikan alasan untuk memvonis seseorang dengan kata sombong...
Bagaimana kalau seseorang tersebut juga menunggu sapaan atau seuntas senyuman dari kita? sementara kita juga tidak kunjung memberikannya, karena kita juga menunggu itu dari dia... Menunggu untuk saling menyapa.
Sudah pasti, kita akan berfikir kalau dia adalah manusia sombong, dan sebaliknya dia juga akan berfikir kalau kitalah yang sombong.

Lantas seperti apakah manusia yang sombong itu?

hkhkhkh...

Bagi saya pribadi, ketika saya menyapa orang yang saya kenal, tapi tidak ada respon sama sekali (kecuali dia tidak mengetahui/mendengar sapaan dari saya), maka dialah orang yang sombong. Dan ketika dia menyapa saya, (saya mengetahui itu) tapi saya cuek, maka saya-lah manusia yang sombong itu. Tapi ketika kita berdua tidak saling menyapa dengan alasan (mungkin) harus merasa jaga image, maka kita berdua sama sombongnya.

Ini bukan cerita sedihku...

Tapi ini adalah alasanku ketika ada seseorang yang berkoar - koar memvonis aku sebagai manusia yang sombong ketika aku tidak menyapanya. Kalau memang dia manusia yang baik hati dan tidak sombong, mengapa bukan dia duluan yang menyapa aku? mengapa harus menunggu aku...

Sekali lagi, ini bukan cerita sedihku...

1 komentar:

  1. Tidak malukah kau brkata dmikian
    Saat tangis keikhlasan membuncah kemunafikan?
    Hahaha. . Kau tak punya malu...
    Karna harus'na kau tarik ulur persimpangan itu
    ...Agar brtitik temu d 1 tumpu
    Tapi nyatanya kau menyerah pd ganas gulungan ombak d lautan sebelum kau sampai jua k tepian
    Kelak kaupun rasakan betapa sesak'na tenggelam diantara mendalam tinggi'na kepedihan. . .

    BalasHapus