Senin, 19 Januari 2009

Luka Palestina

darah masih merah
melekat pekat di debu Gaza
rintihan-pun masih terdengar
pengganti adzan yang tak lagi berkumandang

hmmm...
entah dimana batas luka ini

amarah mungkin sudah meluap
beribu do'a-pun mukin telah terucap
tapi, apa cukup dengan begini ?
mematung diam di depan TV ?

rajam saja seluruh raga
yang tak mengerti makna air mata
yang tak bisa mencium amis darah
yang di tiup kencang angin Palestina

atau, bertanyalah pada jiwa yang lelah
sebelum luka itu bernanah...

1 komentar: